Sample Text

About

sapi


kelinci


bagus

kursor

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Popular Posts

Sample Text

About Me

Foto saya
kediri , jawa timur, Indonesia
belajar menjadi orang berguna untuk semua orang

Followers

About Me

Foto Saya
belajar menjadi orang berguna untuk semua orang

Featured Posts

RSS

ILMU KEBIDANAN OBSTETRI


Obstetri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan persalinan, hal-hal yang mendahuluinya dan gejala-gejala sisanya (Oxford English Dictionary, 1933).

Obstetri terutama membahas tentang fenomena dan penatalaksanaan kehamilan, persalinan puerperium baik pada keadaan normal maupun abnormal. Nama lain obstetri adalah mid wifery.

Tujuan obstetri yaitu agar supaya setiap kehamilan yang diharapkan dan berpuncak pada ibu dan bayi yang sehat. Juga berusaha keras mengecilkan jumlah kematian wanita dan bayi sebagai akibat proses reproduksi atau jumlah kecacatan fisik, intelektual dan emosional yang diakibatkannya.

Statistik Vital Obstetri

Statistik vital obstetri meliputi:
1. Kelahiran
2. Angka kelahiran
3. Angka fertilitas
4. Kelahiran hidup
5. Lahir mati (still birth)
6. Kematian neonatal
7. Angka lahir mati
8. Angka kematian janin (sama dengan angka lahir mati)
9. Angka kematian neonatal
10. Angka kematian perinatal
11. Berat badan lahir rendah
12. Bayi cukup bulan (term infant)
13. Bayi kurang bulan (prematur)
14. Bayi lewat bulan (post term)
15. Abortus
16. Kematian ibu langsung (direct maternal death)
17. Kematian ibu tak langsung (indirect maternal death)
18. Kematian non maternal
19. Angka kematian ibu atau mortalitas ibu (maternal death rate atau maternal
mortality).

Kelahiran

Kelahiran adalah ekspulsi atau ekstraksi lengkap seorang janin dari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusatnya telah terpotong atau plasentanya masih berhubungan. Berat badan lahir adalah sama atau lebih 500 gram, panjang badan lahir adalah sama atau lebih 25 cm, dan usia kehamilan sama atau lebih 20 minggu.


Angka Kelahiran

Angka kelahiran adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk.

Angka Fertilitas

Angka fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 populasi wanita usia 15-44 tahun.

Kelahiran Hidup

Tanda utama kelahiran hidup adalah neonatus dapat bernapas. Tanda-tanda kehidupan lainnya meliputi denyut jantung dan gerakan spontan yang jelas dari otot volunter.

Lahir Mati (Still Birth)

Lahir mati ditandai oleh tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan pada saat atau setelah kelahiran.

Kematian Neonatal

Kematian neonatal terdiri atas kematian neonatal dini dan kematian neonatal lanjut. Kematian neonatal dini adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam 7 hari setelah kelahiran. Kematian neonatal lanjut adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup lebih 7 hari sampai kurang 29 hari.

Angka Lahir Mati

Angka lahir mati adalah jumlah bayi yang dilahirkan mati per 1000 bayi yang lahir.

Angka Kematian Neonatal

Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Perinatal

Angka kematian perinatal adalah jumlah bayi lahir mati ditambah kematian neonatal per 1000 kelahiran total.

Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir kurang 2500 gram.

Bayi Cukup Bulan

Bayi cukup bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu atau 260-294 hari.

Bayi Kurang Bulan (Prematur)

Bayi kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang 37 minggu.

Bayi Lewat Bulan

Bayi lewat bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan lebih 42 minggu.

Abortus

Abortus adalah pengambilan atau pengeluaran janin atau embrio dari uterus selama paruh pertama masa kehamilan (20 minggu atau kurang) atau berat badan lahir kurang 500 gram atau panjang badan lahir 25 cm atau kurang.

Kematian Ibu Langsung

Kematian ibu langsung disebabkan komplikasi obstetri dari kehamilan, persalinan atau puerperium dan akibat intervensi, kelahiran, dan terapi tidak tepat.

Kematian Ibu Tak Langsung

Kematian ibu tak langsung disebabkan oleh penyakit yang timbul selama kehamilan, persalinan atau puerperium dan diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan. Misalnya kematian ibu karena komplikasi stenosis mitral.

Kematian Non Maternal

Kematian non maternal disebabkan oleh kecelakaan atau faktor kebetulan yang sama sekali tidak berhubungan dengan kehamilan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA PADA MASA TRIWULAN KETIGA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK
PERTAMA PADA MASA TRIWULAN KETIGA
Reta Budi Aprianawati
Rr. Indah Ria Sulistyorini S.Psi., Psi
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Dugaan awal
yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Semakin tinggi
dukungan keluarga yang diterima, maka semakin rendah kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran
anak pertama pada masa triwulan ketiga.
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia kandungan tujuh sampai sembilan
bulan yang mengandung anak pertama dan memiliki suami. Teknik pengambilan subjek yang
digunakan adalah metode purposive. Skala Kecemasan Ibu Hamil mengacu pada aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Maher (Calhoun dan Acocella, 1990). Skala Dukungan Keluarga mengacu pada
aspek-aspek yang dikemukakan oleh Taylor (1995).
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi program SPSS 12,0
for windows untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan
ibu hamil mengahadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Korelasi product moment
dari Pearson menunjukan korelasi sebesar r = -0, 392 dengan p = 0, 006 yang artinya ada hubungan
yang sangat signifikan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran
anak pertama pada masa triwulan ketiga. Jadi hipotesis penelitian diterima.
Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada
Masa Triwulan KetigaA. PENGANTAR
Latar Belakang Masalah
Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis
dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur
baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan
dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa
panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal-
hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya
belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik
tetapi juga psikologis (Kartono, 1992).
Bulan September - November 2003, Seksi Pelayanan Khusus Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan RS Jiwa Bandung, RS Jiwa
Cimahi, dan Bagian Psikiatri FKUP/ RSHS melakukan survei kesehatan jiwa pada
ibu hamil dan menyusui di 112 puskesmas 24 kabupaten Provinsi Jawa Barat. Hasil
penelitian ini menunjukkan, 798 orang atau (27%) dari 2.928 responden ibu hamil
dan menyusui, menunjukkan tanda gangguan psikiatri berupa kecemasan atau
ansietas, (www.pikiranrakyatbandung.com).
Taylor (1995) mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman
subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum
dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yangtidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti
gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala
psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi,  dan
sebagainya).
Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil
mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan
ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan
(Kartono, 1992). Rasa takut menjelang persalinan menduduki peringkat teratas yang
paling sering dialami ibu selama hamil (Lestaringsih, 2006).
Merujuk pada teori Buffering Hipothesis yang berpandangan bahwa
dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek
negatif stress. Perlindungan ini akan efektif hanya ketika individu menghadapi
stressor yang berat. Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan dari
suami akan meimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri
(Dagun, 1991).
Berdasarkan paparan diatas, dukungan keluarga yang diberikan kepada
wanita hamil dapat menumbuhkan perasaan tenang, aman, dan nyaman sehingga
dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil.Tinjauan Pustaka
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama
Pada Masa Triwulan Ketiga
Menurut Lazarus (1976) kecemasan ialah suatu kondisi psikologis yang
mengancam keberadaan diri individu, dimana hal yang menyebabkan ancaman itu
bersifat tidak jelas sehingga individu merasa tidak tidak tahu, bingung, dan takut
untuk dapat menghadapi masa yang akan datang. Maramis (1980) mengatakan bahwa
kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul
karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Menghadapi
kelahiran bayi merupakan suatu situasi atau kondisi konkrit yang mengancam diri
yang menyebabkan perasaan tegang, kuatir, takut, pada wanita hamil pertama
(Zanden, 1985).
Menurut Heerdjan dan Hudono (Hermawati dkk, 1994) bahwa pada
kehamilan triwulan ketiga, kehidupan psikologi dan emosional wanita hamil dikuasai
oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dan tanggung jawab
sebagai ibu yang akan mengurus anaknya. Wanita yang baru pertama kali
mengandung, akan merasa gelisah, was-was, dan takut menghadapi rasa sakit
manjelang saat melahirkan.
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa kecemasan yang dialami wanita
selama kehamilan itu akan semakin intensif pada saat minggu-minggu terakhir
menjelang persalinan. Dari berbagai macam definisi kecemasan ini, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anakpertama masa triwulan ketiga adalah suatu kondisi psikologis atau perasaan-perasaan
yang tidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan tujuh –
sembilan bulan dimana objek kecemasan itu tidak jelas atau samar-samar yang
dikarenakan adanya perubahan-perubahan fisiologis seperti perubahan bentuk tubuh
ataupun rahim yang semakin membesar dan perut menurun serta tekanan-tekanan
yang dirasakan dalam perut yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis,
seperti merasa takut, kuatir, was-was dan tidak tahu apa yang akan terjadi dan yang
harus dia lakukan setelah anak pertamanya lahir.
Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga didefinisi dari dukungan sosial. Definisi dukungan
sosial sampai saat ini masih diperdebatkan bahkan menimbulkan kontradiksi
(Yanuasti, 2001). Dukungan sosial sering dikenal dengan istilah lain yaitu dukungan
emosi yang berupa simpati, yang merupakan bukti kasih sayang, perhatian, dan
keinginan untuk mendengarkan keluh kesah orang lain. Sejumlah orang lain yang
potensial memberikan dukungan tersebut disebut sebagai significant other, misalnya
sebagai seorang istri significant other nya adalah suami, anak, orang tua, mertua, dan
saudara-saudara.
Sarafino (1990) mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber
dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses
sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepadakeluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat
penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram (Taylor, 1995).
Rodi dan Salovey (Smet, 1994) mengungkapkan bahwa keluarga dan perkawinan
adalah sumber dukungan sosial yang paling penting.
Dari definisi yang disebutkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa
dukungan keluarga sangat bermanfaat dalam pengendalian seseorang terhadap tingkat
kecemasan dan dapat pula mengurangi tekanan-tekanan yang ada pada konflik yang
terjadi pada dirinya. Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun
bantuan yang dapat membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman.
Dukungan didapatkan dari keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, ataupun
keluarga dekat lainnya. Dukungan keluarga dapat mendatangkan rasa senang, rasa
aman, rasa puas, rasa nyaman dan membuat orang yang bersangkutan merasa
mendapat dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesejahteraan jiwa
manusia. Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental
dan kepuasan psikologis.
Hipotesis
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis yang berbunyi sebagai berikut: ada
hubungan negatif antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Semakin tinggi
dukungan keluarga maka akan semakin rendah tingkat kecemasan ibu hamil
menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga.B. METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel-variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas    : Dukungan Keluarga.
2. Variabel tergantung : Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak
Pertama Pada Masa Triwulan Ketiga.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa Triwulan
Ketiga
Kecemasan ibu hamil anak pertama masa triwulan ketiga yaitu perasaan
atau kondisi psikologis yang tidak menyenangkan dikarenakan adanya perubahan
fisiologis yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis, serta ditandai
dengan gejala-gejala fisiologis maupun psikologis dan terjadi saat individu
mengalami tekanan perasaan, frustasi, khawatir, serta ketakutan yang dialami wanita
hamil yang akan melahirkan anak pertama dan usia kandungan pada triwulan ketiga
yaitu tujuh sampai sembilan bulan. Kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak
pertama pada masa triwulan ketiga diukur dengan menggunakan skala kecemasan ibu
hamil yaitu skala yang disusun oleh peneliti yang dibuat berdasarkan aspek
emosional, kognitif, dan fisiologis. Semakin tinggi skor skala maka semakin tinggitingkat kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan
ketiga tersebut.
2. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah bantuan yang bermanfaat secara emosional dan
memberikan pengaruh positif yang berupa informasi, bantuan instrumental, emosi,
maupun penilaian yang diberikan oleh anggota keluarga yang terdiri dari suami,
orang tua, maupun saudara lainnya terhadap wanita hamil yang akan melahirkan anak
pertamanya pada masa triwulan ketiga untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan
psikisnya. Dukungan keluarga diukur dengan menggunakan skala dukungan keluarga
yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek penilaian, aspek instrumental, aspek
informasi, dan aspek emosional. Semakin tinggi skor pada skala tersebut maka
semakin tinggi dukungan keluarga yang diterima oleh ibu hamil yang akan
melahirkan anak pertamanya.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para ibu hamil yang akan melahirkan bayi
pertamanya dan usia kandungannnya sudah masuk pada triwulan ketiga yakni tujuh
sampai sembilan bulan yang memeriksakan kandungannya di beberapa Rumah Sakit
Bersalin Purwokerto. Subjek yang dikenakan dalam penelitian ini menggunakan
tehnik pengambilan sample secara purposive.Metode Pengumpulan Data
Skala sebagai metode untuk pengumpulan data yang bertujuan untuk dapat
mengungkap besarnya dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi
kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga.
Skala Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa
Triwulan Ketiga
Skala kecemasan dimaksudkan untuk mengungkapkan tinggi rendahnya
kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga.
Skala kecemasan ibu hamil terdiri dari aspek emosional, kognitif, dan fisiologis.
Aspek-aspek tersebut disusun menjadi aitem-aitem yang berupa pernyataan positif
(favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Jumlah total aitem pada skala ini
adalah 50 aitem yang mempunyai empat alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai),
S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai).
Skala Dukungan Keluarga
Skala dukungan keluarga dimaksudkan untuk mengungkapkan tinggi
rendahnya dukungan keluarga yng diterima ibu selama masa kehamilannya. Skala
Dukungan Keluarga terdiri dari aspek penilaian, instrumentar, informasional, dan
emosional. Aspek-aspek tersebut disusun menjadi aitem-aitem yang berupa
pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Jumlah total
aitem pada skala ini adalah 50 aitem yang mempunyai empat alternatif jawaban yaitu
SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai).Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara statistik
dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment dari Pearson untuk
mengetahui hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil
Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa Triwulan Ketiga. Untuk
mempermudah perhitungan statistik, maka dilakukan analisis dengan menggunakan
bantuan program Statisical Package for Social Science (SPSS) 12.00 for Windows.
C. HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Deskripsi Data Penelitian
Skor Hipotetik Skor Empirik
Variabel
X Min X Max Mean SD X Min X Max Mean SD
K I H 33 132 82,5 16,5 46 87 69,5 10,884
D K 40 160 100 20 98 160 138,725 13,10899
Keterangan : K I H = Kecemasan Ibu hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama
         D K    = Dukungan Keluarga
Table 2
Kategorisasi Data Variabel Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak
Pertama Pada Masa Triwulan Ketiga
Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentase
Sangat Rendah x < 52,8 2 5 %
Rendah 52,8 ≤ x ≤ 72,6 21 52,5 %
Sedang 72,6 < x ≤ 92,4 17 42,5 %
Tinggi 92,4 < x ≤ 112,2 0 0 %
Sangat Tinggi x > 112,2 0 0 %
Total 40 100 %Tabel 3
Kategorisasi Data Variabel Dukungan Keluarga
Kategori Rentang Skor Jumlah Prosentase
Sangat Rendah x < 64 0 0 %
Rendah 64 ≤ x ≤ 88 0 0 %
Sedang 88 < x ≤ 112 2 5 %
Tinggi 112 < x ≤ 136 14 35 %
Sangat Tinggi x > 136 24 60 %
Total 40 100 %
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada
hubungan negatif antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi kelahiran anak pertama masa triwulan ketiga memiliki korelasi sebesar r
= -0, 392 dengan p = 0,006. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang
sangat signifikan antara kedua variabel. Dengan demikian, maka hipotesis yang
menyatakan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi kelahiran anak pertama masa triwulan ketiga diterima.
D. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koefisien korelasi r = -0,392 dengan
p = 0,006 (p<0,01). Berdasarkan hasil analisis data tersebut diketahui bahwa hipotesis
penelitian yang menyatakan ada hubungan negatif antara dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga
diterima. Artinya semakin tinggi dukungan keluarga maka akan semakin rendah
tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan
ketiga, demikian sebaliknya.Diterimanya hipotesis menunjukan bahwa dukungan keluarga berpengaruh
terhadap kecemasan menghadapi kelahiran anak pertama yang dialami oleh ibu
hamil. Dukungan keluarga terhadap ibu hamil dapat menyebabkan adanya
ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri ibu hamil. Keluarga mempunyai
peran utama dalam memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain turut memberi
dorongan (Dagun, 1990).
Zanden (2007) mengatakan bahwa menghadapi masa persalinan merupakan
suatu kondisi konkrit yang mengancam diri ibu hamil yang menyebabkan perasaan
tegang, kuatir, dan takut. Untuk itu, ibu hamil berusaha untuk dapat berhasil dalam
menghadapi situasi tersebut sebaik-baiknya sampai masa persalinan tiba. Adanya
perubahan fisiologis yang menimbulkan ketidakstabilan kondisi psikologis selama
hamil menumbuhkan kekhawatiran yang terus menerus dalam menghadapi kelahiran
bayi pada wanita hamil pertama. Perasaan demikian akan terwujud dalam bentuk
suatu kecemasan. Kecemasan yang diikuti adanya perasaan bimbang, ada kalanya
kurang disadari oleh yang bersangkutan sehingga bertahan lama dalam dirinya yang
semakin lama akan memiliki frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi. Perubahan
emosi tersebut tidak sama pada setiap wanita hamil. Perbedaan tersebut tergantung
pada kepribadian individu, tipe stres yang pernah dialami, dan dukungan emosi yang
didapat dari wanita tersebut (Effendi & Tjahjono, 1999).
Beberapa peneliti mengisyaratkan adanya peningkatan ketergantungan baik
fisik dan psikologis pada perempuan hamil. Penelitian Werner (2000) menyimpulkan
bahwa perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada wanita hamil meningkatkandependency need. Penelitian tersebut juga menunjukan kebutuhan akan perhatian
yang lebih besar, keinginan memastikan bahwa bantuan yang dibutuhkan telah
tersedia, dan keinginan akan keterlibatan teman dan keluarga. Hal ini diperkuat
dengan penelitian Marks & Kumar (Oktavia, 2001) yang menunjukan bahwa
kecemasan yang dialami oleh wanita hamil lebih banyak terdapat pada mereka yang
kurang mendapat dukungan sosial. Faktor yang dapat mengurangi kecemasan yang
terjadi pada wanita yang akan melahirkan adalah adanya dukungan keluarga yang
dapat berupa dari suami, keluarga atau saudara lainnya, orang tua, dan mertua.
Dukungan keluarga yang didapatkan calon ibu akan menimbulkan perasaan
tenang, sikap positif terhadap diri sendiri dan kehamilannya, maka diharapkan ibu
dapat menjaga kehamilannya dengan baik sampai saat persalinan. Dengan memiliki
dukungan keluarga diharapkan wanita hamil dapat mempertahankan kondisi
kesehatan psikologisnya dan lebih mudah menerima perubahan fisik serta mengontrol
gejolak emosi yang timbul. Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan
dari suami akan menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri
(Dagun, 1991).
Hasil penelitian menunjukan bahwa 52,5 % subjek ibu hamil menghadapi
kelahiran anak pertama berada pada kategori kecemasan rendah, 60% subjek menilai
bahwa dukungan yang diperoleh dari keluarganya sangat tinggi. Dukungan keluarga
yang tinggi disebabkan adanya dukungan emosional, dukungan insrumental,
dukungan informasional, dan penilaian yang baik yang diberikan dari keluarga
kepada ibu hamil, yang mampu menumbuhkan terjalinnya hubungan yang baik antarakeluarga dan ibu hamil dan mencegah kecemasan yang timbul akibat perubahan fisik
yang mempengaruhi kondisi psikologisnya. Wanita hamil dengan dukungan keluarga
yang tinggi tidak akan mudah menilai situasi dengan kecemasan, karena wanita hamil
dengan kondisi demikian tahu bahwa akan ada keluarganya yang membantu. Wanita
hamil dengan dukungan keluarga yang tinggi akan mengubah respon terhadap sumber
kecemasan dan pergi kepada keluarganya untuk mencurahkan isi hatinya. Sejalan
dengan penelitian ini, Sagrestano, dkk (1999) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa dukungan sosial yang ditunjukan memberikan efek yang bermanfaat pada
kesehtan fisik dan mental pada wanita hamil.
Pada penelitian juga didapatkan sumbangan afektif dukungan keluarga
terhadap kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa
triwulan ketiga yaitu sebesar15,4%. Hal ini menunjukan terdapat 84,6% variabel lain
yang mempengaruhi timbulnya kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada wanita
hamil pertama. Kemungkinan variabel-variabel lain tersebut antara lain adalah status
sosial ekonomi dan dan tingkat pengetahuan tentang kehamilan. Seorang wanita
hamil pertama yang belum mapan sosial ekonominya akan merasa kuatir, dan takut
dalam memenuhi kebutuhan bayi yang akan dilahirkan, dan sebaliknya. Kecemasan
menghadapi kelahiran bayi juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang
kehamilan. Seorang wanita hamil pertama yang mempunyai pengetahuan tentang
kehamilan dengan baik memungkinkan dirinya mampu mengantisipasi dan
mempersiapkan diri untuk dapat mengatasi kecemasan dalam menghadapi kelahiran
bayinya begitupun juga sebaliknya.Dalam melakukan penelitian terdapat kelemahan metodologi yaitu proporsi
dukungan keluarga tidak eksplisit. Sumber dukungan keluarga yang terdiri dari
suami, orang tua, ataupun keluarga yang lainnya tidak memiliki pembagian
presentase yang jelas. Pada skala kecemasan ibu hamil yang dibuat sendiri oleh
peneliti, terdapat aitem yang mengandung social desirability sehingga menyebabkan
rendahnya validitas dan reabilitas pada alat ukur.
E. KESIMPULAN
Hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini menunjukan bahwa
ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga.
Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga yang diterima
ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga maka akan
semakin rendah kecemasan yang dialami oleh ibu hamil tersebut, begitupun
sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga yang diterima ibu hamil menghadapi
kelahiran anak pertamanya pada masa triwulan ketiga maka akan semakin tinggi
kecemasan yang dialami ibu hamil tersebut. Sumbangan afektif dukungan keluarga
terhadap kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran sebesar 15,4% dan 84,6%
lainnya merupakan sumbangan faktor-faktor lain diluar dukungan keluarga.F. SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya
Kecemasan wanita pada masa kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor lain antara lain keadaan pribadi ibu hamil, tingkat pengetahuan wanita hamil
tentang kelahiran dan persalinan, status pernikahan, status sosial ekonomi, kecemasan
terhadap bayi yang dikandung, dan sebagainya yang perlu diperhatikan pada
penelitian selanjutnya.
Selain itu disarankan untuk lebih memperhatikan konten pada variabel-
variabelnya. Pada penelitian yang menggunakan sumber dukungan dari keluarga
disarankan untuk membagi dukungan secara proporsional dengan jelas sesuai dengan
sumber-sumber yang dituju. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan alat
ukur yang sudah teruji validitas dan reabilitas yang tinggi dan tidak mengandung
social desirability.
2. Bagi Ibu Yang Menghadapi Kelahiran
Pada kehamilan pertama, sangat perlu kiranya bagi ibu hamil untuk
mempersiapkan diri baik secara fisik maupun secara psikis. Secara fisik dapat
dilakukan dengan cara menjaga kesehatan dengan makanan yang bergizi, berolahraga
yang diperuntukan ibu hamil, memeriksakan kandungan secara berkesinambungan,
dan sebagainya. Secara psikis adalah usia yang cukup, bersikap positif dalam
menghadapi kehamilan, mampu mengendalikan emosi dalam rangka kesanggupan
untuk menyesuaikan diri dalam situasi tertentu dan menambah pengetahuan tentangkehamilan dan persalinan. Semua hal itu ditunjukan untuk menjaga kesehatan ibu dan
anak dan menghindari munculnya kecemasan pada ibu hamil.
3. Bagi Keluarga
Keluarga diharapkan tetap terus memberikan dukungannya. Dengan adanya
dukungan dari keluarga maka akan membantu ibu hamil dalam mengatasi masalah
yang dialaminya selama masa kehamilan dan menjelang proses kelahiran yang akan
menghindarkan ibu hamil dari kecemasan. Keluarga dari wanita yang sedang hamil
seyogyanya mempunyai pengertian dan pengetahuan yang cukup tentang proses atau
perubahan yang dialami oleh para wanita hamil yang dapat menghindari atau
mengatasi kemungkinan terjadinya konflik dan akan mempermudah wanita hamil
tersebut menyesuaikan diri dalam menghadapi kehamilannya serta mengurangi
kecemasan selama menanti persalinan.
4. Bagi Lembaga
Kecemasan menghadapi persalinan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor yang bersifat nyata ataupun yang bersifat tidak jelas pada kejadian yang akan
datang. Untuk mengantisipasi kecemasan pada ibu hamil, pihak rumah sakit yang
berkompeten menangani ibu hamil disarankan agar menyediakan jasa konsultasi yang
berguna bagi ibu hamil untuk dapat terhindar dari kecemasan yang timbul.DAFTAR PUSTAKA
Alif Mu’arifah. 2005. Hubungan Kecemasan dan Agresivitas. Humanitas: Indonesian
Psychological Journal, Vol 2, 102-111
Alisjahbana, A; Sidharta, M & Brouwer, M. A. W. 1984. Menuju Kesehatan Jiwa.
Jakarta: PT. Gramedia.
Arthur  & Coleman, L. 1980. Psikologi Untuk Wanita Hamil. (Terjemahan : Mirianty.
S). Jakarta: Indah Jaya
Atkitson, R. L. 1983. Alih Bahasa Nurjdjanah Taufiq. Pengantar Psikologi Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Azwar, S. 2001. Penyusunan Skala Psikologi.  Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_______. 2004. Reliabilitas dan Validitas.  Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bucklew. 1980. Paradigma for Psychology: A Contribution To Case History
Analysis. New York: J. B Lippen Cott Company
Calhoun, J. F and Acocella, J. R. 1990. Psychology Of Adjusment and Human
Relationship. New York: Mc Graw Hill Book Company
Cohen, S. and Syme, S. L. 1985. Social Support and Health. London. Academic
Press. Inc
Conel, dkk. 1994. Impact Of Social Support, Social Cognitive Variables and
Perceived Treat On Depresion among Adult With Diabetes. Journal Of Health
Psychology. Vol 13. No. 3. 263-273
Darmayanti, N. 1995. Pengaruh Pemberian Informasi Melalui Diskusi Kelompok
Terhadap Penurunan Stres Pada Wanita Hamil. Tesis. Tidak Diterbitkan.
Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Dagun, S. M. 1990. Psikologi Keluarga: Peranan Ayah Dalam Keluarga. Jakarta:
Rineka CiptaDariyo, A. 1997. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan
Menghadapi Kelahiran Bayi Pada Wanita Hamil Pertama. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Dimitrovsky, L., Itskowitz, R., Lev, S. 1998. Relationship of Maternal and General
Self-Acceptance to Prepartum and Postpartum Affective Experience. Journal Of
Psychology, 132. Http://www.questia.com. 21/11/06
Duncan, S. C., Duncan, T. E., Strycker, L. A., Sources and Types of Social Support
In Youth Physical Activity. Health Psychology, Vol.24. 3-10
Dwita , A., & Natalia, J. 2002. Pengaruh Musik terhadap Kecemasan Penderita
Katarak Menjelang Operasi. Anima, Vol 17, 179-195
Effendi, R. W., dan Thahjono, E. 1999. Hubungan Antara Perilaku Coping pada
Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Anak Pertama. Anima, Vol.
14. 54, 224-228
Sofiana, E. 2005. Dukungan Sosial dan Penyesuaian Diri Perempuan Pada Masa
Menopuse. Naskah Publikasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam Indonesia
Fisher, A. B. 1987. Interpersonal Communication Pragmatis of Human Relationship.
New York: Random House.
Greenberger, D & Padesky, A. C. 2004. Manajemen Pikiran. Bandung: Kaifa
Hartanti. 2002. Peran Sense Of Humor dan Dukungan Sosial Pada Tingkat Depresi
Penderita Pascastroke. Anima, Vol 17, 107-119
Hermawati, I; Hartanti & Lasmono, H. K. 1994. Hubungan Antara Kecemasan Pada
Kehamilan Akhir Triwulan Ketiga Dengan Lama Persalinan Pada Ibu Yang
Melahirkan Anak Pertama. Anima, Vol IX, 34, 63-68
Karanina, S. D., Suyasa, P. T. 2005. Hubungan Persepsi Terhadap Dukungan dan
Penyesuaian Diri Istri pada Kehamilan Anak Pertama. Jurnal Pronesis, Vol 7,
79-101Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita Jilid 2: Mengenal Wanita Sebagai Ibu Dan
Nenek. Bandung: Mandar Maju
Krohne, H. W., Slagen, K. E. Influence Of Social Support On Adaption To Surgery.
Health Psychology. Vol 24. 1. 101-105
Kuper, A & Kuper, J. 2000. The Social Science Encychlopedia: First Edition.
Terjemahan: Haris Munandar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Laros, 2006. Mother and Baby. Http://www.google.com. 06/09/06
Lazarus, R. 1976. Pattern of Adjusment and Human Efectiveness. Tokyo: Mc. Graw –
Hill
Lestiningsih, S. 2006. Peran Pria Dalam Kehamilan. Http://www.ayahbunda.com.
03/01/07
Louise, M. 2006. Milis Nakita: Keluhan Hamil. Http://www.milis-
nakita@news.gramedia-majalah.com. 12/11/06
Maramis, W. F. 1980. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Universitas Airlangga
Marks, M. & Kumar, R. C. 1998. Depression After Childbirth. Dalam S. Checkley
(Ed). The Management Of Depression. Oxford: Blackwell Science. Ltd
Monks, K. J; Knoers, A. M. P dan Haditono, S. R. 1992. Psikologi Perkembangan
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Muthe, M. G; Pasaribu, B: Widyastuti. 2000. Pengalaman Ngidam dan Hamil
Pertama: Dilengkapi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinarti
Pitt, B. 1994. Kehamilan dan Persalinan: Menikmati Tugas Sebagai Ibu. Jakarta:
ArcanPriest, R. 1991. Bagaimana Cara Mencegah Stres dan Depresi. Semarang: Dahara
Prize
Retnowati, L., Singgih, Y. S., & Suparman, M. Y. 2005. Persepsi Remaja
Ketergantungan Napza Mengenai Dukungan Keluarga Selama Masa Rehabilitasi.
Arkhe, Vol 10, 76-88
Rosenbaum, M. 1988. Learned Resourcefullnes Stress and Self Regulation.
Handbook of Life Stress Cognition Health. Tel Aviv: University
Sagrestano, L. M., Feldman, P., Rini, C. K., Woo, G., Schetter, C. D., Ethnicity and
Social Support During Pregnancy. American Journal Of Community Psychology,
Vol. 27. 869. Http://www.questia.com. 21/1106
Sarafino, E. P. 1990. Health Psychology. 2nd
 edition. New York. John Willey & Sons.
Inc
Sarason, I. G., Sarason, B. R., Shearin, G. H. 1986. Sosial Support As An Individual
Different Varibel: It’s Stability, Origins And Relation Aspects, Journal Of
Personality And Social Psychology. Vol 50. 845-855
Schaie, K. W & Willis, S. L. 1991. Adult The Development And Aging (3 rd
  edition).
New York Harper Collins Publisher. Inc
Scrimsaw, E. W., Siegel, K. 2003. Perceived Barries to Social Support from Family
and Friends Among Older Adults With HIV/AIDS. Journal of Psychology, 8.
738-752. Http://www.questia.com 23/11/06
Shapiro, L. E. 1998. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo
Surininah. 2004. Stres Dalam Kehamilan Berpengaruh Buruk.
Http://www.google//infoibu.com 10/12/06
Suryabrata. 2004. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi OffsetTaylor, S. E. 1995. Health Psychology. Singapore: Mc. Graw – Hill. Inc
Tucker – Ladd, C. 1997. Theories Explaining Stress and  Anxiety.
www.mentalhelp.net 14/04/07
Yanuasti, I. M. 2001. Hubungan Suami Terhadap Istri Dengan Kestabilan Emosi
Istri Dengan Kestabilan Emosi Istri Pada Masa Kehamilan. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Zanden, J. V; Crandell, T. L; Crandell, C. H., 2007. Human Development:Eight
Edition. New York: Mc. Graw – Hill International Edition
_________. Akibat “Beban Ganda” Perempuan Rentan Stres.
Http://www.google//pikiranrakyatbandung.com 25/03/07
_________. Pria Diusulkan Cuti Saat Istrinya Melahirkan. Http://www.kompas.com
23/12/07
_________. Seminar Happy Babies Begin With Happy Pregnancies.
Http://www.google//medicastore.com 25/03/07
_________. Trauma Kehamilan dan Pengaruhnya Pada Janin.
Http://www.google.nakita.com 23/12/06

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pemikiran Manusia

Hujan    :              TK                       : Langitnya sedang dipel
                             SMP                   : Satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan
                             Mahasiswa        : Alasan tepat tidak masuk kuliah pagi hari ini

Anjing   :              TK                       : hewan lucu mirip kucing tp kok lidanya melet terus... atuuttt
                             SMP                   : mamalia berkaki empat berjenis karnivora
                             Mahasiswa        : ungkapan tepat buat marah.. Anjiiiin** @#$$@(!!#(

Waktu tidur :       TK                       : hayo hbs nonton kartun jam 7 tidur yaaa
                             SMP                   : Jam 10 adek harus sudah merem!!
                             Mahasiswa        : jam 7 juga (Pagi tapi)

Warnet :              TK                       : ini dek gambar gambar bangunan di eropa..
                            SMP                    : hmm.. di wikipedia lengkap juga
                            Mahasiswa   : “the page you enter contain adult material, click enter if you’re >17 years old”

Basket  :             TK                        : ayo adek biar cepet tinggi
                            SMP                     : kejuaraan basket antar sekolah tinggal seminggu lagi. Ganbatte..
                            Mahasiswa          : aaash, g ada cewek nonton di lapangan, latian malam ini batal bro

Hair style:           TK                         : ayo potong dulu biar rapi dekk. Belah samping ganteng juga
                            SMP                     : udah kaya afgan belum potongan gue?
                            Mahasiswa          : sampe lupa gue tempat potong rambut dimana.

Jam 7:                TK                         : senam pagi sekolah
                           SMP                      : ting tong.. jam pertama masuk cuy
                           Mahasiswa           : bunuh saja saya daripada dapat jadwal kuliah jam 7 T.T

Sholat Jum’at:   TK                         : ayo adek belajar sholat ikut ke masjid yuuk
                           SMP                      : wah dapat tugas jadi muadzin d masjid sekolah
                           Mahasiswa           : eh bro, bangunin gue kalo khotbahnya udah kelar ya.

Layangan          TK                          : hore maen layangan sama kakak
                            SMP                      : hash.. udah g musim layangan
                           Mahasiswa           : kabuuur... ada anak layangan (ALAY)

Satnite               TK                         : huraay.. besok libur, malam ini kartun sampe puaas
                           SMP                      : Wakuncaaar (waktu kunjung pacar)
                           Mahasiswa           : diam di kos.. menyesali nasib

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

quotes








  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anatomi Otak

Otak manusia dewasa beratnya rata-rata sekitar 3 lb (1,5 kg) dengan ukuran sekitar 1.130 sentimeter kubik (cm 3) pada wanita dan 1260 cm 3 pada pria, meskipun ada variasi individu yang besar. Otak manusia berada pada berat 100g rata-rata dari seorang wanita, bahkan ketika dikoreksi untuk perbedaan ukuran tubuh Otak sangat lembut, memiliki konsistensi yang mirip dengan gelatin atau perusahaan tahu lembut. Meskipun disebut sebagai "materi abu-abu", korteks hidup adalah pink-beige dalam warna dan sedikit off-putih di interior. Foto di sebelah kanan menunjukkan sepotong horizontal kepala orang dewasa, dari Perpustakaan Nasional Proyek Terlihat Manusia Kedokteran. Dalam proyek ini, dua mayat manusia (dari seorang pria dan seorang wanita) dibekukan dan kemudian diiris menjadi bagian tipis, yang secara individual difoto dan digital. Potongan di sini adalah diambil dari jarak kecil di bawah bagian atas otak, dan menunjukkan korteks serebral (lapisan seluler rumit di luar) dan materi putih yang mendasari, yang terdiri dari saluran serat myelinated bepergian ke dan dari korteks serebral. Pada usia 20, seorang pria memiliki sekitar 176.000 km dan seorang wanita, sekitar 149.000 km akson myelinated di otak mereka.

Belahan otak membentuk bagian terbesar dari otak manusia dan terletak di atas sebagian besar struktur otak lainnya. Mereka ditutupi dengan lapisan kortikal dengan topografi yang berbelit-belit. Di bawah otak terletak batang otak, menyerupai batang otak yang terpasang. Pada bagian belakang otak, di bawah otak dan di belakang batang otak, serebelum adalah, struktur dengan permukaan horizontal berkerut yang membuatnya tampak berbeda dari daerah otak lainnya. Struktur yang sama yang hadir pada mamalia lain, meskipun otak kecil tidak begitu besar relatif ke seluruh otak. Sebagai aturan, semakin kecil otak, semakin sedikit berbelit-belit korteks. Korteks seekor tikus atau mouse hampir sepenuhnya mulus. Korteks lumba-lumba atau ikan paus, di sisi lain, lebih rumit daripada korteks manusia.
Fitur yang dominan dari otak manusia adalah''''corticalization. Korteks serebral pada manusia begitu besar sehingga membayangi setiap bagian lain dari otak. Sebuah struktur beberapa subkortikal menunjukkan perubahan yang mencerminkan kecenderungan ini. Cerebellum, misalnya, memiliki zona medial terhubung terutama untuk area motorik subkortikal, dan zona lateral dihubungkan terutama korteks. Pada manusia zona lateral yang mengambil sebagian kecil jauh lebih besar dari otak kecil daripada di kebanyakan spesies mamalia lainnya. Corticalization tercermin dalam fungsi serta struktur. Pada tikus, operasi pengangkatan seluruh korteks serebral daun hewan yang masih mampu berjalan-jalan dan berinteraksi dengan lingkungan. Dalam kerusakan, korteks serebral manusia sebanding menghasilkan keadaan koma permanen.
Korteks serebral hampir simetris dalam bentuk lahiriah, dengan belahan otak kiri dan kanan. Anatomi konvensional membagi menjadi empat masing-masing belahan "lobus", lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital. Adalah penting untuk menyadari bahwa kategorisasi ini tidak benar-benar timbul dari struktur korteks itu sendiri: lobus diberi nama setelah tulang tengkorak yang menimpa mereka. Ada satu pengecualian: perbatasan antara lobus frontal dan parietal digeser mundur ke sulkus sentral, lipatan mendalam yang menandai baris tempat somatosensori korteks primer dan korteks motor utama datang bersama-sama.
Para peneliti yang mempelajari fungsi korteks membaginya menjadi tiga kategori fungsional daerah, atau daerah. Salah satu terdiri dari daerah sensorik primer, yang menerima sinyal dari saraf sensorik dan wilayah dengan cara inti relay di talamus. Daerah sensorik primer mencakup area visual lobus oksipital, area auditori pada lobus temporal, dan daerah somatosensori di lobus parietalis. Sebuah kategori kedua adalah daerah motorik primer, yang mengirimkan akson ke motor neuron di batang otak dan tulang belakang akord. Daerah ini menempati bagian belakang lobus frontalis, tepat di depan area somatosensori. Kategori ketiga terdiri dari sisa bagian korteks, yang disebut area asosiasi. Daerah ini menerima input dari daerah sensorik dan bagian bawah otak dan terlibat dalam proses kompleks yang kita sebut persepsi, pikiran, dan pengambilan keputusan. Jumlah korteks asosiasi, relatif terhadap dua kategori lainnya, meningkat secara dramatis sebagai salah satu pergi dari mamalia sederhana, seperti tikus dan kucing, untuk yang lebih kompleks, seperti simpanse dan manusia.
Korteks serebral pada dasarnya adalah lembaran jaringan saraf, dilipat dengan cara yang memungkinkan area permukaan besar agar sesuai dalam batas-batas tengkorak. Setiap belahan otak, pada kenyataannya, memiliki luas permukaan total sekitar 1,3 meter persegi. Anatomi setiap panggilan lipat sulkus kortikal, dan daerah lipatan halus antara gyrus sebuah. Kebanyakan otak manusia menunjukkan pola serupa lipat, namun ada variasi yang cukup dalam bentuk dan penempatan lipatan untuk membuat otak setiap unik. Namun demikian, pola ini konsisten cukup untuk setiap flip besar untuk memiliki nama, misalnya, "gyrus frontal unggul", "postcentral sulkus", atau "trans-oksipital sulkus". Fitur lipat Jauh di dalam otak seperti fisura antar-belahan otak dan lateral, dan korteks insular yang hadir di hampir semua mata pelajaran normal.
Bagian yang berbeda dari korteks serebral yang terlibat dalam fungsi kognitif dan perilaku yang berbeda. Perbedaan muncul dalam beberapa cara: efek kerusakan otak lokal, pola aktivitas daerah terkena saat otak diperiksa menggunakan teknik pencitraan fungsional, konektivitas dengan daerah subkortikal, dan perbedaan regional dalam arsitektur seluler korteks. Ahli anatomi menggambarkan sebagian besar korteks-bagian yang mereka sebut''isocortex''-memiliki enam lapisan, tetapi tidak semua lapisan yang jelas dalam semua bidang, dan bahkan ketika lapisan hadir, ketebalan dan organisasi selular dapat bervariasi. Beberapa ahli anatomi telah membangun peta dari area kortikal berdasarkan variasi dalam penampilan lapisan seperti yang terlihat dengan mikroskop. Salah satu skema yang paling banyak digunakan berasal dari Brodmann, yang memisahkan korteks menjadi 51 wilayah yang berbeda dan ditugaskan masing-masing nomor (anatomi sejak dibagi banyak daerah Brodmann). Sebagai contoh, daerah Brodmann 1 adalah korteks somatosensori primer, daerah Brodmann 17 adalah korteks visual primer, dan area Brodmann 25 adalah korteks anterior cingulate.

Topografi

Banyak otak daerah Brodmann didefinisikan memiliki struktur internalnya sendiri kompleks. Dalam sejumlah kasus, area otak tersebut akan disusun dalam "peta topografi", di mana bit berdampingan dari korteks sesuai dengan bagian sebelah tubuh, atau beberapa entitas yang lebih abstrak. Sebuah contoh sederhana dari jenis korespondensi adalah korteks motor utama, sebuah strip jaringan berjalan sepanjang tepi anterior sulkus sentral, ditunjukkan dalam gambar ke kanan. Area motorik innervating setiap bagian tubuh muncul dari sebuah zona yang berbeda, dengan bagian tubuh tetangga diwakili oleh zona tetangga. Stimulasi listrik dari korteks pada setiap titik menyebabkan otot-kontraksi di bagian tubuh yang diwakili. Ini "somatotopic" representasi tidak merata, namun. Kepala, misalnya, diwakili oleh sebuah daerah sekitar tiga kali lebih besar zona untuk seluruh punggung dan batang. Ukuran zona berkorelasi dengan presisi kontrol motor dan diskriminasi sensoris mungkin. Daerah untuk bibir, jari, dan lidah sangat besar, mengingat ukuran proporsional mewakili bagian tubuh mereka.
Di daerah visual, peta retinotopic-yaitu, mereka mencerminkan topografi retina, lapisan neuron diaktifkan cahaya-lapisan bagian belakang mata. Dalam hal ini juga representasi tidak merata: fovea-daerah di tengah lapangan visual sangat overrepresented dibandingkan dengan pinggiran. Sirkuit visual dalam korteks serebral manusia mengandung beberapa lusin peta retinotopic berbeda, masing-masing dikhususkan untuk menganalisis input stream visual dalam cara tertentu. Korteks visual primer (daerah Brodmann 17), yang merupakan penerima utama dari input langsung dari bagian visual dari thalamus, mengandung banyak neuron yang paling mudah diaktifkan dengan tepi dengan orientasi khusus bergerak di titik tertentu di bidang visual. Daerah visual jauh hilir ekstrak fitur seperti warna, gerak, dan bentuk.
Di daerah pendengaran, peta utama adalah tonotopic. Suara yang diuraikan menurut frekuensi (yaitu, nada tinggi vs nada rendah) dengan daerah pendengaran subkortikal, dan parsing ini tercermin oleh zona pendengaran utama dari korteks. Seperti dengan sistem visual, ada beberapa peta kortikal tonotopic, masing-masing dikhususkan untuk menganalisis suara dengan cara tertentu.
Dalam peta topografi ada kadang-kadang bisa halus tingkat struktur spasial. Dalam korteks visual primer, misalnya, di mana organisasi utama adalah retinotopic dan tanggapan utamanya adalah untuk bergerak tepi, sel-sel yang merespon tepi orientasi yang berbeda-spasial terpisah dari satu sama lain.

Lateralisasi

Setiap belahan otak berinteraksi terutama dengan setengah tubuh, tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hubungan disilangkan: sisi kiri otak berinteraksi dengan sisi kanan tubuh, dan sebaliknya. Koneksi motorik dari otak ke sumsum tulang belakang, dan koneksi sensori dari sumsum tulang belakang ke otak, baik garis tengah salib di tingkat batang otak. Input visual mengikuti aturan yang lebih kompleks: saraf optik dari dua mata datang bersama-sama pada titik yang disebut kiasme optik, dan setengah dari serat dari setiap saraf memisahkan diri untuk bergabung dengan yang lain. Hasilnya adalah bahwa koneksi dari kiri setengah dari retina, di kedua mata, pergi ke sisi kiri otak, sedangkan koneksi dari kanan setengah dari retina pergi ke sisi kanan otak. Karena setiap setengah retina menerima cahaya yang datang dari setengah berlawanan dari bidang visual, konsekuensi fungsional adalah bahwa input visual dari sisi kiri dunia pergi ke sisi kanan otak, dan sebaliknya. Jadi, sisi kanan otak menerima masukan somatosensori dari sisi kiri tubuh, dan masukan visual dari sisi kiri lapangan visual pengaturan yang mungkin bermanfaat untuk koordinasi visuomotor.
Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh sebuah bundel saraf yang sangat besar yang disebut corpus callosum, yang melintasi garis tengah di atas tingkat thalamus. Ada juga dua koneksi yang lebih kecil banyak, commisure anterior dan commisure hipokampus, serta koneksi subkortikal banyak yang melintasi garis tengah. Corpus callosum adalah jalan utama komunikasi antara dua belahan, meskipun. Ini menghubungkan setiap titik pada korteks ke titik bayangan cermin di belahan bumi sebaliknya, dan juga menghubungkan ke titik fungsional terkait di daerah kortikal berbeda.
Dalam banyak hal, sisi kiri dan kanan otak yang simetris dalam hal fungsi. Misalnya, mitra dari area motor belahan kiri mengendalikan tangan kanan adalah daerah belahan kanan mengendalikan tangan kiri. Namun demikian, pengecualian penting, yang melibatkan bahasa dan kognisi spasial. Pada kebanyakan orang, belahan kiri "dominan" untuk bahasa: stroke yang merusak bahasa daerah kunci dalam otak kiri dapat meninggalkan korban tidak dapat berbicara atau mengerti, sedangkan kerusakan setara dengan belahan kanan akan menyebabkan penurunan hanya kecil dengan bahasa keterampilan.
Sebagian besar dari pemahaman kita tentang interaksi antara dua belahan telah datang dari studi tentang "split-otak pasien"-orang yang menjalani bedah lintang corpus callosum dalam upaya untuk mengurangi keparahan serangan epilepsi. Pasien ini tidak menunjukkan perilaku yang tidak biasa yang segera jelas, tetapi dalam beberapa kasus dapat berperilaku hampir seperti dua orang yang berbeda dalam tubuh yang sama, dengan tangan kanan mengambil tindakan dan kemudian tangan kiri kehancuran itu. Kebanyakan pasien tersebut, saat sebentar ditunjukkan gambar di sisi kanan dari titik fiksasi visual, mampu menjelaskan secara lisan, tapi ketika gambar yang ditunjukkan di sebelah kiri, tidak dapat menggambarkannya, tetapi mungkin dapat memberikan indikasi dengan tangan kiri dari sifat objek yang ditampilkan.
Perlu dicatat bahwa perbedaan antara belahan otak kiri dan kanan yang sangat berlebihan dalam banyak literatur populer pada topik ini. Keberadaan perbedaan telah kokoh didirikan, tapi buku-buku populer jauh melampaui bukti dalam menghubungkan fitur kepribadian atau intelijen pada dominasi otak kiri atau kanan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anatomi Otak Manusia

Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.
 
Seandainya jantung atau paru-paru Anda berhenti bekerja selama beberapa menit, Anda masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak Anda berhenti bekerja selama satu detik saja, maka tubuh Anda mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting dari seluruh organ di tubuh manusia.
 
Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas tentang anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karena itu disini kita akan membahas anatomi dan fungsi otak secara garis besarnya saja sekedar membuat Anda paham bagian-bagian dan fungsi otak Anda sendiri.
 
 
 
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
  1. Cerebrum (Otak Besar)
  2. Cerebellum (Otak Kecil)
  3. Brainstem (Batang Otak)
  4. Limbic System (Sistem Limbik)

1. Cerebrum (Otak Besar)
 
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
 
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
  • Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
  • Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
  • Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
  • Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

 
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri sudah kami bahas pada halaman tersendiri. Anda bisa membacanya dengan klik disini.


2. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.


3. Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
  • Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
  • Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
  • Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.


4. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga, ketika Anda membenci seseorang, Anda malah sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya hubungan emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung  menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.


 
Gambar Ilustrasi Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri
Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry.
Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.

Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).

Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.

Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.

Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis.
Ada banyak cara untuk mengetahui apakah seseorang dominan otak kanan atau dominan otak kiri. Misalnya dengan melihat perilaku sehari-hari, cara berpakaian, dengan mengisi kuisioner yang dirancang khusus atau dengan peralatan Electroencephalograph yang bisa mengamati bagian otak mana yang paling aktif.
Disekitar Anda pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tapi tidak pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang pandai di sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara otak kanan dan otak kiri.
Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.
Untuk mengoptimalkan dan menyeimbangkan kinerja dua belahan otak, Anda bisa menggunakan teknologi CD Aktivasi Otak. Metode ini sangat mudah diikuti karena Anda hanya perlu mendengarkan semacam musik instrumental yang dirancang khusus untuk menyelaraskan dan mengaktifkan kedua belahan otak Anda.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anatomi Syaraf manusia

ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF
 
 
 
Ada dua cara penyampaian informasi pada makhluk hidup, yang pertama dalam bentuk zat kimia atau lebih spesifik lagi dengan perantaraan hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin. Penyampaian informasi yang kedua adalah dengan menggunakan sinyal elekrtrik yang dihantarkan dengan perantaraan sistem saraf. Kedua bagian tersebut saling berkaitan, selain karena sistem endokrin berada dibawah pengaruh sistem saraf tetapi juga karena banyak sel saraf yang mengkhususkan diri mensekresikan atau menyimpan neurohormon yang berperan mengaktifkan beberapa sel efektor. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf periferal dan sistem saraf sentral. Sistem saraf periferal mengumpulkan informasi dari permukaan tubuh, dari oragan-organ khusus, dan menghantarkan sinyal-sinyal ke sistem saraf sentral.
A. Komponen Sistem Saraf
Jaringan saraf terdiri dari 3 macam sel yang mempunyai struktur dan fungsi berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann merupakan pembungkus kebanyakan akson dari system saraf perifir dan sel penyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantara neuron dari system saraf pusat.
Sel saraf terdiri dari 3 bagian, yaitu:badan sel (soma atau prokarion) dan uluran-uluran yang keluar dari badan sel, yaitu dendrit (uluran pendek) dan akson (uluran panjang). Badan sel mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma glanduler. Lokasi badan sel terletak di sistem saraf pusat tapi ada juga yang terletak di sistem saraf perifer. Dendrit merupakan uluran pendek, bercabang-cabang, mengandung badan Nissl, mitokondria dan organel. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls kearah badan sel. Akson atau silinder sumbu merupakan satu uluran panjang dari badan sel, berbentuk tipis, panjang, dan menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson yang diselubungi mielin (substansi lemak) disebut akson bermielin, sedangkan yang tidak diselubungi mielin disebut akson telanjang.
Selubung mielin pada sistem saraf perifer dibentuk dari sel Schwann. Bagian sel schwann yang menyelubungi selubung mielin disebut neurilemma yang berperan membantu proses regenerasi akson yang sedikit luka.
Sel penyokong, kecuali bersifat tidak terangsang, juga merupakan jaringan saraf yang menyokong, melindungi dan mengisolasi neuron. Sel penyokong terdiri atas: astrosit terutama terdapat di sistem saraf pusat dan merupakan setengah dari volume jaringan saraf. mikroglia merupakan sel berbentuk lonjong, berukuran kecil, mempunyai uluran panjang, dan bercabang-cabang. Sel ependima merupakan sel yang melapisi ruang otak dan saluran tengah sumsum tulang belakang. Oligodendrosit mempunyai bentuk hampir sama dengan astrosit, tapi memiliki uluran yang lebih sedikit, melapii sepanjang neuron dari sistem saraf pusat.
Ganglion-ganglion (simpul-simpul saraf ) otot dan tulang punggung merupakan kumpulan neuron aferans yang terdapat pada akar sensorik dari saraf mereka masing-masing.tiap ganglion terbungkus oleh suatu kapsula jaringan penyambung yang kontinu dengan epinerium dan perinerium dari saraf periferal, yang terbagi dalam trabekula untuk memberikan kerangka bagi badan sel.
B. Klasifikasi Neuron
Sel saraf atau neuron terdiri ats badan sel dengan tonjolan-tonjolan sitoplasmik yang panjang sebagai serabut saraf. Sel saraf mempunyai kemampuan khusus yaitu merambatkan impuls. Mereka mensintesis asetil kolin dan zat-zat adrenergik sebagai neurotransmitter yang dibutuhkan untuk pemindahan impuls ke sel saraf lain. Untuk kehidupanya, sel-sel tersebut terlibat dalam sintesis protein, karbohidrat, dan lipid. Tonjolan sel saraf dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu tonjolan yang merambatkan impuls menuju badan sel atau soma yang bersifat eferen dan kategori kedua, tonjolan yang merambatkan impuls menjauhi badan sel yang bersifat eferen.
Neuron dapat dibedakan berdasarkan:
  1. Atas jumlah uluranya dibedakan menjadi :
  • Neuron unipolar yaitu hanya satu uluran yang timbul terdapat pada hewan rendahdan neuron sensorik manusia.
  • Neuron bipolar mempunyai dua uluran(akson dan dendrit) terdapat pada retina, koklea, dan epitel olfaktori.
  • Neuron multipolar mempunyai satu akson dan beberapa dendrit terdapat pada neuron motorik sumsum tulang belakang
  1. Atas dasar fungsi dibedakan atas:
  • Neuron sensorik adalah neuron yang menghantarkan impuls kepusat saraf.
  • Neuron motorik adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot rangka.
  • Neuron sekresi adalah neuron yang aksonya berakhir pada suatu kelenjar.
  • Neuron akselerator adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot jantung dan alat dalam berfungsi mempercepat kerja otot-ototnya.
  • Neuron penghambat adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot jantung dan alat dalam berfungsi memperlambat kerja otot-ototnya.
  • Neuron penghubung berungsi menghantarkan impuls dari satu neuron keneuron lain.
C. Stimulus
Stimulus merupakan perubahan lingkungan luar atau dalam yang mampu menimbulkan impuls. Rangsangan mekanik umumnya merupakan perubahan tekaanan seperti membesarnya usus karena gas. Rangsangan kimia merupakan substansi kimia seperti larutan garam yang mengadakan kontak dengan ujung saraf bebas.rangsangan suhu merupakan perubahan udara yang dapat merangsang reseptor yang terdapat di kulit. Rangsangan elektrik merupakan arus elektrik.
Agar dapat bertindak secara efektif sebagai stimulus, perubahan lingkunngan harus memilii karakteristik sebagai berikut:
  1. Harus mempunyai intensitas tertentu, stimulus yang dapat menimbulkan respons disebut stimulus minimal atau stimulus ambang.
  2. Harus mempunyai lama waktu tertentu.
  3. Harus dengan kecepatan cukup, artinya waktu antara stimulus pertma dengan stimulus kedua harus cukup
Keefektifan suatu rangsang tergntung dari besarnya arus yang digunakan untuk merangsang saraf dan lamanya pemberian arus.bila besarnya arus yang digunakan untuk merangsang saraf itu kecil, maka waktu pemberian arus harus lama
D. impuls Saraf
Impuls adalah perubahan energi listrik yang dirambatkan sepanjang akson. Impuls saraf memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Hukum “semua atau tidak” artinya bila intensitas rangsang ditingkatkan tidak akan meningkatkan kekuatan respons.
  2. Arah pergerakan impuls. Pada akson didalam tubuh arah pergerakan impuls hanya menuju satu arah saja, yaitu dari badan sel ke akson atau dari dendrit ke badan sel.
  3. Kelelahan saraf. Bila dalam keadaaan tidak normal seperti kekurangan oksigen, kemampuan saraf akan berkurang.
  4. Kecepatan perjalanan impuls. Kecepatanimpuls saraf dipengaruhi oleh: suhu tubuh, diameter serabut saraf, ada tidaknya selubung mielin, blokade impuls saraf.
Cara kerja impuls saraf menurut teori membran adalah sebagai berikut:
  1. Saat tidak menghantarkan impuls serabut saraf dalam keadaan polarisasi.
  2. Bila dirangsang, akan terjadi depolarisasi.
  3. Daerah polarisadi dengan depolarisasi akan timbul arus elektrik
  4. Depolarisasi akan menjalar sepanjang serabut saraf.
  5. Daerahdepolarisasai akan mengalami refakter (tidak peka tehadap rangsang) yang berlangsung selama 1 sampai 5 milidetik.
Larutan kimia yang dapat menghambat impuls saraf dapat digolongkan dalam:
  1. Anestasia merupakan kondisi hilangnya sebagian atau seluruh perasaaan (sensasi) yang disertai dengan ketidak sadaran. Disebabkan pemberian eter, kokain, prokain dll
  2. Sedatif adalah suatu keadaan dimana iritabilitas saraf menurun sehingga mempunyai efek penenang. Disebabkan pemberian bromida, opium, dll.
  3. Hipnotik adalah suatu keadaan dimana hewan itu tidur. Disebabkan oleh morfin, luminal, veronal, dll.
E. Sinapsis
Sinapsis adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Pada saat impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus dijalankan atau dihambat. Sinaps terdapat pada:
  1. antara akson dari neuron yang satu dengan badan sel dari neuron lain.
  2. antara akson dari neuron yang satu dengan dendrite dari neuron lain
  3. antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.
Sinaps umumnya ditandai oleh beberapa ciri yaitu:
  1. menghantarkan impuls ke satu arah, yaitu dari ujung akson dari neuro yang satu ke badan sel.
  2. memperlambat perjalanan impuls, sehingga menimbulkan apa yang disebut kelambatan sinptik.
  3. melepaskan transitter kimia dari membran susinaps kecelah sinaps dan akhirnya menuju ke membran pasca sinaps.
  4. menimbulkan penambahan kuat rangsang.
  5. sangant peka terhadap kelelahan (fatigue).
  6. peka terhadap kekuarangan oksigen.
  7. peka terhadap senyawa kimia atau obat-obatan.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang berpengaruh terhadap sinaps. Pengaruhnay dapat mengaktifkan atau dapat juga menghambat. Contohnya adalah kafein yang sangat berpengaruh terhadap membran pasca sinaps, yaitu menyebabkan menurunya potensial sehingga mengakibatkan membran pasca sinaps mudah terangsang.
F. Reseptor
Reseptor (penerima rangsang) dapat diklasifikasikan menurut jenis energi yang biasanya memberikan mereka respons (yang disebut rangsan/gan cukup). Golongan reseptor yang biasa adalah mekanoreseptor, kemoreseptor, dan fotoreseptor yang masing-masing memberikan respons terhadap teganagan atau tekanan, suhu, zat-zat kimia, dan cahaya.
Reseptor dapat juga dibagi menurut posisi badan mereka sebagai eksteroreseptor, enteroreseptor, dan proprioseptor yang masing-masing memberikan respon terhadap rangsangan luar, rangsangan viseral dan vaskuler, dan perubahan-perubahan dalam sistem lokomotoris (yakni otot, tendo, dan sendi). Ada suatu golongan akhir reseptor yang disebut nosiseptor yang memberi respons terhadap rangsangan beracun dan potensial merusak.
G. Neurotransmitter
Bahan-bahan kimiawi dapat mempengaruhi impuls dari sel-sel saraf, bahan kimiawi tersebut bekerja melalui mekanisme yang berbeda, yaitu:
  1. Sebagian besar sel-sel dalam tubuh melepaskan sejernis atau lebih zat sebagai sinyal kimiawi yang berfungsi sebagai mediator kimiawi setempat. Karena zat-zat tersebut mudah sekali rusak atau dibuang dari tempatnya, maka hanya efektif untuk daerah sekitarnya saja.
  2. sel-sel endokrin khusus yang melepaskan hormaon yang harus diangkut melaui peredaran darah sebelum mencapai sel sasaranya.
  3. sel saraf membentuk hubungan khusus yang disebut sinapsis kimiawi dengan sel sasaranya yang akan dipengaruhi (sel saraf, sel otot, sel kelenjar) dengan cra melepaskan mediator kimiawi yang hanya bekerja pad jarak yang sangat dekat.sedang bahan yang dilepaskan tersebut dinamakan neurotransmitter dan hanya berpengaruh pada bagian sel yang sangat dekat.
Apabila informasi telah mencapai ujung saraf, maka impuls listrik yang merambat tersebut akan diubah menjadi sinyal kimiawi pada saat dilepaskan neurotransmtter. Neurotransmitter hanya memerlukan jarak yang sangat kecil dan tempo kurang dari 1 milisekon untuk mencapai sel sasaran. Dalam tubuh vertebrata telah diungkapakan sekitar 30 jenis molekul yang digolongkan dalam neurotransmitter diantaranya adalah(Tabel 1.2):
Tabel 1.2
Beberapa contoh Neurotransmitter dengan fungsinya
No
Nama
Efek utama
1.
Asam amino dan turunanya : Glycine
Transmitter penghambat dalam SSP
2.
Norepinephrin
Tranmitter dalam SSP dan SS peririfir yang bersifat penghambat dan eksitasi
3.
Gamma - aminobutyric acid (GABA)
Transmitter penghambat dari SSP
4.
Acetylcholine
Transmitter eksitasi pada hubungan neromuskuler, transmitter eksitasi dan penghambat dalam SSP dan susunan saraf perifir
5.
Enkephalin
Transmitter yang mempunyai efek seperti morfin yaitu menghambat lintasan nyeri dalam SSP

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS